Setiap perjuangan yang dilakukan sungguh-sungguh akan menunjukkan hasil yang maksimal. Seperti perjalanan kesepuluh delegasi Djarum Foundation dalam AMUNC 2018. Usai memaksimalkan potensi diri dalam beragam kesempatan mengasah soft skills kemudian dilengkapi dengan pelatihan intensif, dua penghargaan berhasil mereka persembahkan kepada tanah air.
Best English as an Additional Language or Dialect (EALD) Delegation Award sebagai tim, dan tiga delegasi yakni Nur Pratama Abdi Muhammad (Universitas Airlangga), Indra Setiawan (Universitas Diponegoro), serta Irfan Muhammad Yusuf (Institut Teknologi Bandung) masing-masing memperoleh penghargaan Outstanding Delegate Award.
Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC) merupakan ajang tahunan terbesar yang mempertemukan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia Pasifik. Acara yang berlangsung dari 8-12 Juli 2018 ini memiliki format simulasi sidang PBB di mana para peserta berperan sebagai delegasi dari berbagai negara dan organisasi untuk berdiskusi, berdebat dan membuat suatu resolusi bersama atas berbagai isu internasional.
“Masing-masing dari kami merepresentasikan negara yang telah ditentukan. Saya menjadi perwakilan dari Rusia dalam komite Asia Pacific Ministerial Summit on The Environment,” kisah Irfan Muhammad Yusuf. “Sebenarnya aslinya saya kurang suka berkonflik, tapi karena menjadi Rusia, saya harus bisa berlaku sebagaimana posisi dan kebiasaan Rusia dalam komite ini,” lanjutnya.
Sejak 2013, Djarum Foundation aktif memberikan kesempatan bagi Beswan Djarum untuk mendapatkan pengalaman berkompetisi di skala internasional. Setiap tahunnya Djarum Foundation mengirim delegasi untuk mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa.
Banyak pengalaman dan wawasan penting yang didapat setelah mengikuti AMUNC 2018. Hal ini menjadi bekal di mana ditunjang pula oleh beragam soft skills dari Djarum Beasiswa Plus untuk melangkah ke depan. Seperti disampaikan oleh Luthfia Rizki Ichwani (Universitas Padjadjaran) yang berkesempatan merepresentasikan negara Brazil di komite United Nations Commission on the Status of Women (UNCSW) dengan topik pembahasan Woman Empowerment serta perlindungan terhadap wanita dan anak-anak.
“Saya punya perhatian yang cukup besar atas peran wanita, khususnya atas kekerasan terhadap perempuan. Dari semua pelatihan soft skills yang Djarum Foundation berikan, bekal pentingnya adalah panggilan tentang bagaimana kita bisa berguna bagi negara kita. Menurut saya, kita bisa mulai dari lingkup yang paling kecil yakni lingkungan sekitar. Kita tahu banyak sekali korban kekerasan yang tidak mau bersuara karena berbagai alasan. Ke depannya, saya akan terlibat langsung atas solusi masalah ini,” ujar mahasiswa jurusan komunikasi ini.