<< Kembali

2019-10-14 08:00:00

Desa Wisata Edukasi Kopi Harjokuncaran

Desa Harjokuncaran adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mayoritas penduduk Desa Harjokuncaran bekerja sebagai petani tebu dan kopi. Hal ini bisa terlihat di hampir semua perkebunan di desa Harjokuncaran adalah kebun kopi robusta. Kopi dengan varietas robusta, bisa tumbuh di segala level ketinggian, namun lebih tumbuh subur di wilayah dengan ketinggian di bawah 800 mdpl dengan kondisi iklim yang cenderung hangat. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi geografi Desa Harjokuncaran.

Pertumbuhan kopi di perkebunan tersebut sangat subur, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil panen kopi robusta Desa Harjokuncaran sekitar 4-5 ton per hektar, lebih besar dibandingkan negara penghasil kopi terbesar dunia yaitu Vietnam, sekitar 3 ton per hektar. Namun, hal tersebut tidak membawa pertumbuhan ekonomi yang baik untuk Desa Harjokuncaran karena masyarakat masih terdesak dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.

Dari hasil perkebunan kopi tersebut, para petani langsung menjual hasil panen kepada pengepul dalam bentuk biji kopi dengan kisaran harga Rp. 23.000 hingga Rp. 27.000 per kg. Padahal harga tersebut masih bisa lebih dioptimalkan lagi hingga mencapai Rp. 50.000 per kg apabila inovasinya ditingkatkan.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang edukasi pasca panen mengakibatkan masyarakat sulit untuk berkembang. Masyarakat Desa Harjokuncaran juga mengungkapkan bahwa desa ini memiliki potensi untuk menjadi desa wisata, namun masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana mengembangkan sektor wisata”, jelas Rafli Kharisma, Beswan Djarum dari Universitas Muhammadiyah Malang yang menjadi koordinator Community Empowerment di Malang.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Desa Harjokuncaran, Beswan Djarum Malang menggarap program Community Empowerment dengan menjadikan Desa Harjokuncaran menjadi Desa Wisata Edukasi Kopi, termasuk membangun kedai kopi tradisional sebagai salah satu bagian dari wisata tersebut. Selain itu untuk meningkatkan nilai perekonomian Desa Harjokuncaran maka perlu dibangun Koperasi Desa khusus bagi para petani kopi. Koperasi Desa ini digunakan untuk memasarkan produk-produk inovasi kopi seperti selai kopi, sambal kopi, cethe dan rokok cethe (rokok yang dibalut dengan lukisan ampas kopi).

Dengan menjadikan Desa Harjokuncaran sebagai desa wisata edukasi kopi, maka para petani kopi akan mengerti dan mempelajari kopi lebih mendalam, mulai dari penanaman, perawatan, panen dan pasca panen. Bahkan, dapat dilakukan pelatihan atau sosialisasi agar para petani dapat lebih mengerti mengenai kopi dan dapat mengedukasi pengunjung yang datang agar mengerti mengenai kopi”, jelas Rafli Kharisma.

Tidak berhenti di situ saja, Beswan Djarum Malang juga menginisiasi berdirinya Koperasi Simpan Pinjam untuk mengatasi tingginya kebutuhan hidup para petani yang harus cepat terpenuhi. Dengan demikian, petani dapat mengatur penjualan kopi kepada masyarakat dan lebih jauh lagi, para petani kopi dapat menjual kopi dengan harga yang lebih menguntungkan.

Beswan Djarum Malang kemudian membantu masyarakat desa Harjokuncaran untuk membangun kedai kopi, pasar kopi serta produk oleh-oleh khas kopi Sumbermanjing Wetan. Mereka berharap hal ini akan meningkatkan pemahaman para petani mengenai proses penjualan hingga pemasaran hasil kopi secara mandiri. Selain itu, dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas dari masyarakat untuk membuat produk hasil olahan kopi.

Sungguh upaya yang patut dibanggakan, karena program Community Empowerment Beswan Djarum Malang ini nantinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga dapat memberdayakan masyarakat desa Harjokuncaran untuk membangun inovasi produk dan inovasi metode produksi dan pemasaran.