<< Kembali

2017-08-21 11:00:00

Inovasi Telur Asin untuk Kota Kudus

Bagaimana jadinya jika telur asin yang biasanya kita konsumsi kini berinovasi dan memiliki rasa yang beragam? Bagaimana jika inovasi ini dilakukan oleh masyarakat? Ya, inilah ide kreatif yang digagas oleh Beswan Djarum 2016/2017 dari kota Kudus untuk program Community Empowerment (CE) 2017. 

Tim yang merupakan gabungan Beswan Djarum dari Universitas Muria Kudus dan STAIN Kudus ini mengagas program pemberdayaan masyarakat Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus dengan pembuatan TAR-TAR (Telur Asin Rasa-Rasa). Mengajak masyarakat memahami bagaimana cara memulai usaha kecil dan diharapkan kemauan belajarnya berkembang bersama sebagai satu komunitas di kota Kudus. Dengan tujuan akhir adalah memfasilitasi pemberdayaan masyarakat desa Hadipolo dalam menumbuhkan kreatifitas dan jiwa kewirausahaan mereka.

telur asin-1

Pada 26 Mei 2017 program ini  dimulai dengan pelatihan pembuatan telur asin rasa-rasa yang dipandu oleh bapak Alim dan ibu Alim selaku produsen telur asin. Kedua pelatih ini memberikan penjelasan mulai dari tahap persiapan hingga proses pembuatan telur asin rasa-rasa. Termasuk bagaimana menyiapkan proses  produksi hingga  merintis pemasaran telur asin agar menajdi bisnis yang  berhasil.

Gita Setyawati selaku ketua tim TAR TAR menjelaskan, “Sebagai bagian masyarakat Kudus, kami terpanggil untuk membantu mencari solusi meningkatkan ekonomi masyarakat.  Agar, makin terjadi pemerataan sektor ekonomi yang merupakan salah satu pilar penting dalam keberlangsungan kehidupan. Untuk itu, pembuatan telur asin rasa-rasa pun kami pilih karena telur asin adalah salah satu sumber protein hewani yang mudah diperoleh, mudah diolah dan harganya relatih terjangkau untuk memulai sebuah industri rumahan.”

Gita menambahkan, “Program ini selain untuk mengenalkan cara memulai usaha kecil, juga untuk meningkatkan kemampuan serta kebersamaan antara ibu-ibu di desa Hadipolo. Kami berharap bersama komunitas mereka, dapat konsisten menjaga komitmen untuk membangun bisnis telur asin”.

Antusias warga yang begitu tinggi nampak bukan hanya saat sesi tanya jawab namun juga saat praktek langsung pembuatan telur asin rasa-rasa. Warga turut bertanya mengenai inovasi bumbu telur asin dari yang instan ke pembuatan sendiri serta bagaimana cara mengatasi perubahan harga telur.

Ibu Istirohah selaku ketua kelompok warga desa Hadipolo turut menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya terhadap program ini. "Semoga program dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan warga selalu kooperatif dengan program ini. Saatnya kami bergotong-royong membangun usaha bisnis telur dengan rasa berbeda", imbuhnya. 

telur asin-2

Meski tidak ada hasil yang instan, suatu perubahan harus mulai diciptakan sekecil apapun itu. Berikan komitmen dan semangatmu untuk setiap hal baik yang bisa kamu lakukan, mulai dari sekitar kita. Saatnya bergerak bersama memberikan kebermanfaatan!