<< Kembali

2023-12-29 07:00:00

Cerita di Balik Tapak Jejak Nusantara

Beswan Djarum 2022/2023 telah mengikuti rangkaian pelatihan soft skills terakhir yaitu Nation Building. 520 Beswan Djarum angkatan 38 yang berasal dari beragam kampus se-Indonesia ini berkumpul di Semarang sejak 5-10 Oktober 2023.

Puncak rangkaian kegiatan Nation Building lalu adalah pementasan Malam Dharma Puruhita dengan tajuk Tapak Jejak Nusantara. Pementasan ini dibawakan oleh para Beswan Djarum yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu teater dan musik. Pada kesempatan ini, Beswan Djarum berlatih langsung dengan pegiat kreatif profesional yaitu Ronald Soe (sutradara) dan Dennis Nussy (pengarah musik).

Ronald Soe menjelaskan tentang garis besar dari Tapak Jejak Nusantara. “Ini merupakan pertunjukan yang berangkat dari sebuah refleksi perjalanan panjang bangsa ini dalam menyatukan perbedaan lewat peran besar anak-anak mudanya,” cerita creative director dari #TeamRoro tersebut.

Ia juga mengungkapkan kebanggaannya sekaligus haru karena bisa melatih Beswan Djarum. “Mereka tuh punya persisten, punya kegigihan. Dalam waktu latihan yang singkat mereka bisa mewujudkan semua itu menjadi suatu karya yang luar biasa,” ucap Ronald Soe.

Selanjutnya, Dennis Nussy juga membagikan konsep musik yang dibawakan dalam Tapak Jejak Nusantara. Ia mengungkapkan, ada kombinasi musik tradisional khas Indonesia dengan musik-musik kekinian. “Supaya anak-anak seumuran mahasiswa atau siapapun yang nonton (misalnya) petinggi-petinggi bisa nikmati. Jadi aku kombinasikan antara musik kekinian sama nasionalisme,” jelasnya.

Dennis juga mengungkapkan kesannya melatih Beswan Djarum yang melahap semua tantangan darinya. “Mereka kayak, ayo apalagi yang lo kasih ke gua. Kayak gitu. Jadi mantap!”

Kemudian di sela-sela latihan, Beswan Djarum angkatan 38 juga sempat berbagi pengalaman mereka mengikuti pelatihan dan workshop dari para pelatih profesional. Cerita pertama datang dari Putri Diah Esthiningrum yang akrab disapa Esthi. “Aku berperan sebagai pedagang biji-bijian. Aku juga menjadi salah satu penari dalam bagian cerita awal mula dari biji pala menjadi sebuah minuman yang menyegarkan,” cerita Beswan Djarum asal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta tersebut.

Tantangan bagi Esthi yang fokus pada koreografi ialah saat harus menyesuaikan gerakan tari dengan ketukan nada musik. “Aku tuh anaknya agak buta nada…” canda Esthi yang terakhir latihan teater 5 tahun lalu itu.

Sebagian besar Beswan Djarum memulai latihan ini dari nol. Sehingga Esthi merasa kemampuan beradaptasinya terus terasah. Mereka harus cepat menyesuaikan diri, menyerap ilmu yang dikasih, serta menghafal banyak gerakan dalam waktu sangat singkat. “Setiap kita capek, para pelatih selalu kasih motivasi biar semangat lagi. Jadi aku enggak mau terlalu ikutin rasa capekku,” ucapnya.

Selanjutnya yang berbagi pengalaman adalah Arindya Putri Devina yang terpilih untuk menyanyikan lagu Hymne Beswan Djarum. Rasanya jujur senang banget sih. Aku juga enggak nyangka aku bisa kepilih bisa nyanyiin Hymne Beswan Djarum.

Tapi di sisi lain aku juga agak deg-degan. Jadi ya campur aduk deh…” tutur Beswan Djarum dari Universitas Padjadjaran tersebut.

Arindya merasa bahagia bisa dapat kesempatan berkolaborasi dengan Beswan Djarum dari seluruh Indonesia. “Semuanya suportif dan saling kasih semangat satu sama lain,” lanjutnya.

Setelah Nation Building berakhir, tentu hal ini menjadi kenangan yang tak akan terlupakan bagi para Beswan Djarum. Harapannya, setelah ini bisa terus menjalin kolaborasi terutama untuk mengukir Indonesia yang lebih baik.

Ikuti cerita Beswan Djarum lainnya di media sosial resmi kami melalui: Instagram (@djarumbeasiswaplus), Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum), LinkedIn (Djarum Beasiswa Plus), dan YouTube (Djarum Beasiswa Plus).