Peningkatan Kualitas Pendidikan Usia Dini, Dasar, dan Menengah


Bakti Pendidikan Djarum Foundation menjalankan inisiatif Peningkatan Kualitas Pendidikan Usia Dini, Dasar, dan Menengah meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Raudatul Athfal (RA), Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Program ini dimulai sejak tahun 2018 dan akan berlangsung hingga 2030 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah untuk mencetak generasi emas demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Tujuan dari inisiatif ini adalah mencetak siswa yang mampu berpikir kritis, sistematis, dan kreatif. Selain itu, inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa yang terbuka terhadap perubahan, mampu bekerja sama dan memiliki empati, serta memiliki regulasi emosi yang baik. Pada akhirnya, siswa yang kuat secara kognitif dan berkarakter unggul akan mampu berkontribusi dalam hidup bermasyarakat dan bersaing secara global.

Tiga aspek utama yang menjadi fokus dalam inisiatif ini adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seluruh aspek tersebut diimplementasikan melalui berbagai materi dan kegiatan yang diselaraskan dengan kurikulum pada seluruh jenjang pendidikan:
1. Kognitif
Aspek kognitif dikembangkan melalui materi pembelajaran berbasis inkuiri dan berpikir secara komputasi yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah kemampuan berpikir secara runtut, terstruktur, sistematis, dan kritis dalam pembelajaran yang eksploratif dan berbasis pengalaman.

2. Afektif
Aspek afektif yang dipertajam melalui materi peningkatan kecakapan sosial emosional akan membekali siswa dengan rasa percaya diri, terbuka terhadap perubahaan, berempati, mengelola emosi, dan bekerja sama dalam tim.

3. Psikomotorik
Aspek psikomotorik ditekankan dalam aktivitas gerak siswa secara terstruktur dan bermakna sepanjang proses belajar. Berdasarkan penelitian di bidang pendidikan, siswa yang banyak bergerak dan beraktivitas akan meningkat fungsi kognitifnya.



Seluruh pembekalan materi tersebut disampaikan melalui skema diseminasi oleh guru penggerak atau guru inti pada setiap jenjang. Guru penggerak yang terlebih dahulu sudah mendapatkan pembekalan materi dan pendampingan selama dua tahun akan mendiseminasikan praktik baik kepada lebih banyak guru kelas lainnya pada setiap jenjang di Kabupaten Kudus.

Dengan demikian, komunitas belajar guru dapat terbentuk karena terdapat perputaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman antarsesama guru. Skema ini dirasa paling sesuai karena seorang guru dapat belajar dari guru lainnya untuk kemajuan proses belajar mengajar dan berjalan dengan semangat "Dari, Oleh, dan Untuk Guru".

Guna memastikan keberlangsungan inisiatif ini, beberapa indikator keberhasilan terus dievaluasi secara konsisten dan berkala, di antaranya:

  1. Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
  2. Kualitas Mengajar Guru
  3. Suasana Pembelajaran di Kelas
  4. Peran Orangtua
  5. Sikap dan Perilaku Siswa


Hingga tahun 2023, inisiatif ini telah berhasil memberikan pembekalan kepada 29 guru penggerak dan 1.230 guru kelas yang tersebar pada:

  • 41 PAUD dan RA, dengan total 5.978 siswa yang telah merasakaan manfaatnya
  • 22 SD dan MI, dengan total 9.533 siswa yang telah merasakaan manfaatnya
  • 9 SMP dan MTs, dengan total 7.059 siswa yang telah merasakaan manfaatnya