<< Kembali

2021-12-15 11:45:04

Siapkah Wujudkan Karya Bagi Negeri?

"Kita harus bisa mengubah air mata yang jatuh menjadi mata air yang mengalir…" ucap Galio Rudolfo Dian Burdames, salah satu narasumber dalam Nation Building Beswan Djarum 2020/2021.

Selain Galio, hadir juga dua alumni lain yaitu Sri Wahyuni dan Akbar Hidayatullah. Acara yang digelar pada Jumat 3 Desember 2021 tersebut, menunjuk Maman Suherman atau yang dikenal dengan sapaan Kang Maman sebagai moderator.

Kehadiran alumni ini bukan untuk nostalgia, melainkan berbagi pengalaman dan inspirasi untuk berkarya bagi negeri, apapun latar belakang kita. Berikut 3 bekal yang harus kamu miliki:

1. Visi Besar yang Terukur

Pada malam itu, ditampilkan kembali visualisasi dari visi yang dibuat oleh Galio saat mengikuti pelatihan dari Djarum Beasiswa Plus. Kang Maman menanyakan makna dari gambar yang dibuat oleh Alumni Beswan Djarum 2012/2013 tersebut.

"Saya melihat bahwa Papua yang kaya akan sumber daya alam, saat ini sedang berjuang membangun infrastrukturnya. Tapi ketika kita membangun infrastruktur, jangan lupakan manusianya. Saat itu, tahun 2012, visi besar saya ingin adanya kesetaraan dalam pembangunan fisik dan manusia…" jelas Social Activist asal Jayapura tersebut.

Prinsip Galio adalah mewujudkan visi tidak bisa sendiri. Perlu kemampuan komunikasi yang baik agar orang lain dapat tergerak dan mau berkolaborasi. Untuk itu lah ia membangun Yayasan Sehati Sebangsa Indonesia.

2. Passion dan Grit Mentality

Kisah yang tak kalah mengharukan hadir dari Sri Wahyuni. Ia menceritakan perjuangannya sebagai seorang anak dari desa kecil untuk bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

Yuni, sapaan akrabnya, menceritakan awal mula menemukan passion di bidang IT. Saat itu ia masih menjadi mahasiswa dan harus membiayai kuliah dan hidupnya sendiri. Beswan Djarum 2007/2008 ini kerap kali membantu memperbaiki laptop teman-teman kos-nya yang rusak. Bahkan sejak diterima Djarum Beasiswa Plus, pelanggannya sampai lintas kota dan pulau.

"Awalnya, saya bilang ke teman-teman tidak ada jaminan sukses (saat laptop diperbaiki). Jika saya gagal, saya akan bawa ke tukang servis. Tapi saya tidak pulang, saya justru mempelajari bagaimana caranya…" terangnya.

Menurut Yuni, hampir tidak pernah ditemukan orang sukses yang tidak pernah mengalami kegagalan. "Saat kita gagal, ibarat bola bekel yang dilempar keras ke bawah. Tapi nantinya akan memantul lebih tinggi lagi," lanjutnya.

Kini Yuni telah menjadi Lead of Customer Engagement & Advisory di Wilmar Consultancy Services tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga Malaysia.

3. Jiwa kepemimpinan dan Growth mindset

Sejak masih di Taman Kanak-kanak, Akbar Hidayatullah sudah mantap bercita-cita menjadi seorang pengacara. Impiannya itu tidak pernah berubah hingga akhirnya terwujud dan kini ia menjadi Founder and Managing Partner di AHLO Advocates & Legal Consultant.

Saat awal merintis karier, alih-alih menganggap orang lain sebagai rival, Akbar justru banyak menyerap pelajaran dari banyak orang. "Seperti belajar dari persidangan, belajar langsung sama mentor atau senior."

Jiwa kepemimpinan yang telah diasahnya selama menjadi Beswan Djarum 2005/2006, mendorong Akbar untuk segera mandiri. Ia merasa harus terus tumbuh dan berani mengambil tantangan.

Sehingga ia pun memutuskan untuk membuka kantor hukum sendiri. Saat ini, kliennya pun tidak hanya dari Indonesia. Tapi juga skala internasional.

Sobat Beswan Djarum, sudah siapkah wujudkan Karya Bagi Negeri?

Buat kamu yang ketinggalan siaran langsungnya atau ingin menonton kembali, bisa langsung saja ke YouTube official Djarum Beasiswa Plus atau akses di sini.

Ikuti terus media sosial resmi kami melalui: Instagram (@djarumbeasiswaplus), Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum) dan YouTube (Djarum Beasiswa Plus).