<< Kembali

2019-10-09 08:00:00

Memaknai Kesuksesan Dalam Kebermanfaatan

Sikdam Hasim Gayo berjalan ke arah panggung, melewati 465 Beswan Djarum 2018/2019. Namanya disebut oleh Rossiana Silalahi sebagai narasumber pertama dalam Talkshow dan diskusi kebangsaan. Acara ini masuk sebagai rangkaian Nation Building. Sekilas, Sikdam tampak seperti orang biasa. Namun nyatanya ia seorang penyandang tuna netra.

Pada 2010, Sikdam mengalami kecelakaan mobil yang merenggut indera penglihatannya. Butuh waktu cukup lama dan banyak upaya yang dilakukan untuk Sikdam akhirnya menerima kondisi barunya.

Sikdam pun bangkit. Atas dorongan keluarga, khususnya dari sosok ibu, Sikdam mengajak privat Bahasa Inggris untuk anak-anak di sekitar rumahnya. Selain itu, Sikdam juga mulai bergerak menjadi relawan untuk teman-teman disabilitas. Ia merupakan aktivis penyandang disabilitas pertama di Indonesia.

Enam tahun silam, pengurus National Coordinator of Young Voices Indonesia mengutus Sikdam untuk mewakili Indonesia dalam acara Global Meeting of Young Voices di Afrika yang dihadiri oleh penyandang disabilitas muda dari seluruh dunia.

Bersyukur, belajar, berjuang, berkarya, dan berbagi,” kata Sikdam yang mendapat Penghargaan International Awards for Young People dari Pangeran Edward, Kerajaan Inggris, (2015) begitu membagikan landasan sukses menurutnya.

Rossi kemudian memanggil Anggi Valentinata Gienadi untuk bergabung dengannya dan Sikdam di atas panggung. Beswan Djarum 2008/2009 ini menanggalkan profesi yang memberinya gaji yang mencapai dua digit serta fasilitas mewah untuk membuka usaha bersama para penyandang disabilitas melalui Kampong Aren Berdaya Ramah Disabilitas di Bontang, Kalimantan Timur

Kalau orang biasa, mereka ingin sekolah cepat lulus dan cari kerja. Tapi kawan-kawan kita di sekolah luar biasa, mereka justru takut untuk lulus. Karena mereka bingung harus melakukan apa. Sangat sedikit kesempatan untuk mereka berkarya,” cerita Anggi. (Kisah Anggi ini pernah dinaikkan dalam seri Muda Merdeka dari Djarum Beasiswa Plus.)

Sebagai narasumber terakhir, Rossi meminta Ir. Budiono Kartohadiprojo, Ketua Umum Korps Menwa Indonesia untuk naik ke atas panggung.

Meski berasal dari orang tua dengan ekonomi mapan, tak menutupi alumni iTB tersebut untuk berusaha mandiri. Ia pernah secara sembunyi-sembunyi menjadi seorang loper koran. Perjalanan hidup ia akui sebagai jalan untuk membentuk jati diri. “Menjadi orang baik mudah, menjadi bermanfaat yg sulit,” pesannya.

Sebagai penutup, Rossi mengatakan, “tiga narasumber kita di depan ini memang tidak bisa mewujudkan impian karena keterbatasan. Tapi justru keterbatasan itu membawa mereka pada pencapaian lebih besar.”