<< Kembali

  • Dante Darmawangsa Pengajar Bahasa Perancis Balai Bahasa UPI

    Beswan Djarum 2003/2004

    Nama lengkapku Dante Darmawangsa. Aku lahir di Bandung pada tanggal 10 November 1983. Aku asli “urang” Bandung. Aku lulus S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) tahun 2006. Pada tahun 2007 aku melanjutkan studi S2 di Jurusan dan  Universitas yang sama. Alhamdulillah pada tanggal 31 Agustus 2009 lalu, aku telah dinyatakan lulus “Cum Laude” pada ujian sidang pertahanan tesis tahap 2. Insya Allah seremoni wisudanya akan dilakukan bulan Desember 2009. Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Cita-citaku adalah ingin menjadi “matahari” di manapun aku berpijak. Cita-cita ini kemudian aku terjemahkan bahwa aku harus selalu melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik sehingga aku bisa "menerangi " banyak orang, memberi inspirasi, dan mungkin menjadi panutan. Itulah "matahari " yang aku maksud.   

    Belle histoire avec Djarum (cerita indah bersama Djarum)
    Perkenalan pertamaku dengan program beasiswa Djarum terjadi di gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) di kampusku melalui beberapa poster informasi beasiswa Djarum. Melalui poster itu aku membaca dengan rinci setiap detailnya. Seketika aku jatuh cinta pada program ini. Beberapa temanku ada yang menanggapi secara apriori, mereka mengatakan bahwa kalau kita ikut program ini, maka kita akan "dikerjai" oleh perusahaan. Tapi aku tidak  terpengaruh, jadi aku putuskan untuk segera mendaftar. Entah kenapa, sesaat setelah aku selesai membaca semua informasi di poster tersebut, dan aku berkata dalam hati untuk mengikuti program beasiswa ini, saat itu aku yakin dengan sepenuh hati bahwa aku akan diterima. 

    Proses seleksipun dimulai, lagi-lagi,dari mulai aku melangkahkan kakiku ke Jl. Dr. Otten No. 10 (Baca: kantor Djarum Bandung), sampai semua tahapan tes aku lalui, aku merasa yakin bahwa aku akan diterima, sekaligus akupun tidak terlalu berharap banyak. Alhamdulillah, ternyata “feeling”ku waktu itu terwujud yang ditandai dengan dikirimkannya amplop berlogo Djarum ke rumahku: surat pemberitahuan lulus seleksi beasiswa. Tentu saja aku sangat senang sekali. Hari berlalu, akupun mulai memainkan peran baruku sebagai ketua baru IBD RSO Bandung. Ditengah kesibukan kuliah dan  beberapa organisasi, tak menyurutkan langkahku untuk aktif di IBD, kuncinya adalah menyempatkan dan mengatur waktu dengan baik.   

    Semakin lama aku semakin larut di organisasi ini, semakin aku jatuh cinta. Aku merasa beruntung bisa berada di sini, mengenal dan dekat dengan orang-orang (baca :Beswan Djarum) hebat yang berprestasi dengan latar belakang suku, ras, pendidikan, ideologi, dan cara pandang yang berbeda. Bagiku ini adalah sebuah kekayaan potensi jaringan yang luar biasa, karena aku yakin orang-orang ini kelak akan menjadi orang besar. Berada bersama mereka dalam berbagai aktivitas organisasi maupun aktivitas lainnya adalah hal yang menyenangkan. Di IBD aku banyak belajar, terutama belajar bagaimana bersikap, berkomunikasi dan membawa diri di tengah-tengah komunitas yang heterogen. Kemampuan practical skill pun terasah seiring dengan berbagai kegiatan yang kami lakukan.
    Selain menawarkan kami dengan beberapa program khusus untuk beswan seperti pelatihan-pelatihan softskill dan lain-lain, Djarum sering pula menawari kami untuk terlibat di beberapa kegiatan perusahaan. Aku baru sadar belakangan bahwa hal itu dilakukan Djarum bukan untuk ”mengerjai” beswan seperti yang teman aku pernah katakan sebelum aku mendaftar, tetapi Djarum sedang memainkan peran ayah yang mengajarkan anaknya mengendarai sepeda, hanya ada satu cara, yaitu kendarai sepedanya. Kira-kira itu yang ditawarkan Djarum, hanya ada satu cara untuk bisa belajar bekerja dengan baik, yaitu dengan bekerja: work and learn. Dengan sendirinya pernyataan temanku dulu terpatahkan, kami bukan “dikerjai”, tapi “ditawari”, tentunya dengan “reward” yang menguntungkan. Tak sedikit di antara kami, dan aku tentunya sering mendapatkan “intensif”  serta banyak souvenir seperti kaos,dan lain-lain dari keterlibatan kami di beberapa kegiatan Djarum, jadi situasinya betul-betul simbiosis mutualisme: kami belajar sekaligus mendapat untung. 

    Semakin lama aku berkecimpung di sini semakin aku sadar betapa beruntungnya aku menjadi beswan Djarum. Urusannya tak hanya sebatas nominal uang bea yang kami dapat setiap bulannya, tapi aku merasa bahwa aku dan beswan lainnya adalah menjadi bagian dari keluarga besar Djarum.. Sampai detik ini, aku masih selalu berhubungan baik dengan Djarum. Aku sering diundang di beberapa acara Djarum, yang tak terlupakan adalah ketika aku diminta untuk ikut casting pembuatan TVC Djarum Bakti Pendidikan, Alhamdulillah aku mendapatkan peran utama.  Hal ini jelas tak akan dapat ditemui di program beasiswa perusahaan lain. Aku percaya bahwa beswan adalah bagian dari keluarga besar Djarum yang tak lekang oleh waktu, tentunya selama kita dapat memainkan peran anak baik. Mungkin ceritanya akan lain bagi beswan yang memainkan peran “si anak hilang” atau “malin kundang”. Jadi, bagiku  keberuntungan menjadi beswan ada tiga hal, yaitu mendapatkan dana bea, memiliki jaringan silaturahim yang berpotensi, dan menjadi bagian dari keluarga besar Djarum.   

    Expériences professionnelles (pengalaman kerja)
    Sejak aku lulus S1 pada tahun 2006, aku bekerja sebagai pengajar bahasa Perancis di CCF/Pusat Kebudayaan Perancis Bandung. Sepak terjangku di dunia ini sebetulnya dimulai sejak aku masih duduk di semester 7 tahun 2004. Saat itu aku sudah menjadi staf pengajar bahasa Perancis di SMK Negeri 3 Bandung. Masih di tahun 2006, aku direkrut CCF untuk menjadi asisten manager CampusFrance, sebuah lembaga promosi perguruan tinggi Prancis. Jadi saat itu aku menjalani dua pekerjaan. Pengalaman-pengalamanku dulu di beberapa kegiatan IBD dan Djarum telah mengasah practical skill ku dalam bekerja sebagai asisten manager. Dari mulai kegiatan promosi, membuat marketing plan, konsultasi,dan lain-lain dapat aku lakukan tanpa kesulitan yang berarti. Sementara berbagai pelatihan softskill dan kegiatan motivatif yang pernah aku dapat dari Djarum lebih banyak berperan dalam pengembangan karakter dan pendewasaan diriku. 

    Kesibukanku sejak tahun 2008 adalah mengajar. Pekerjaan ini tentunya tidak hanya sekedar mentransfer materi, tetap ada pengorganisasian di dalamnya seperti perencanaan pengajaran, treatment pengajaran, sampai evaluasi pengajaran. Itulah kesibukan utamaku saat ini. Kesibukanku selain itu adalah menulis buku dan kamus, mudah-mudahan dapat rampung dalam waktu dekat, dan saat ini aku sedang mengerjakan proyek pembukaan kursus bahasa Perancis di bawah Balai Bahasa UPI bekerja sama dengan JurusanPendidikan Bahasa Perancis UPI.

    Rêves (mimpi-mimpiku)
    Motto hidupku adalah: lakukanlah yang terbaik dengan ikhlas dan tawakal, serta jadilah yang terbaik dengan ikhlas dan tawakal. Banyak orang telah menjadi inspirasi dalam hidupku, salah satunya adalah dosenku yang kini sudah menjadi salah satu guru besar muda di UPI : Prof.Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum. Dari jauh aku belajar darinya untuk selalu serius mengerjakan segala sesuatu, menjadi inovatif,  dan berbuat yang terbaik. Motto hidup ini  telah menuntun hidupku untuk selalu memberikan yang terbaik, termasuk ketika aku menjalani amanah di IBD. Aktif di IBD dan senantiasa menjaga hubungan baik dengan Djarum bukanlah hal yang sia-sia, karena semua itu telah membawa manfaat tersendiri bagi hidupku. Pendek kata, Djarum telah menjadi bagian dari hidupku, Djarum telah ikut ambil bagian dalam proses metamorposis hidupku. Tanpa Djarum, mungkin “AKU” yang sekarang tak akan sama.  

    Aku gantungkan cita-citaku setinggi langit, maka dari itu aku pun memasang target cita-citaku yang setinggi pencakar langit, yaitu menjadi Atase bidang pendidikan dan kebudayaan KBRI negara-negara frankofon (penutur bahasa Perancis). Ini bukanlah hal yang tidak mungkin terwujud, selama aku selalu melakukan yang terbaik di jalan menuju ke cita-citaku itu, dan Allah meridhoi, insya Allah tidak ada hal yang tak mungkin di dunia ini.