<< Kembali

  • Firdaus Aditya Rizqi Pengawas Bank Muda, Bank Indonesia Bank Indonesia

    Beswan Djarum 2005/2006

    Profil Alumni Beswan Djarum kita kali ini adalah seorang arek suroboyo Bernama Firdaus Aditya Rizqi. Alumni Beswan Djarum 2006/2007 Regional Surabaya yang biasa dipanggil Firdaus atau Daus ini menyelesaikan Kuliahnya di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. Pemuda ini lahir dari pasangan guru matematika Drs. Nur Asikin M.Pd (Almarhum) dan Sri Wachjuni S.Pd, M.Pd. Saat ini, Pemuda Yang lahir di Surabaya,26 Maret 1986 ini tengah berada di Kota Semarang untuk bekerja di Bank Indonesia sebagai Pengawas Bank Muda.

    Terpilih sebagai seorang penerima Beswan Djarum merupakan keberuntungan yang besar yang ia dapatkan karena sebelumnya dia sama sekali tidak menyangka bakal mendapatkan beasiswa prestasi "bergengsi" ini. Kesempatan untuk menjadi Beswan Djarum ia dapatkan ketika tiba-tiba ia ditunjuk bagian kemahasiswaan sebagai perwakilan Fakultas Ekonomi untuk mengikuti seleksi beasiswa Djarum. Dia dipercaya bagian kemahasiswaan karena keaktifannya dalam organisasi kampus dimana saat itu Firdaus menjabat sebagai Mentri PSDM – Pelatihan BEM Fakultas Ekonomi UNAIR dan juga Ketua Bidang Media dan Survey HIMA Akuntansi UNAIR. Walaupun awalnya dia minder melihat para saingannya untuk mendapatkan beasiswa ini, namun pengalamannya dalam berorganisasi membuatnya terpilih menjadi Beswan Djarum. "Alhamdulillah, berkat pengalaman saya berinteraksi, bekerjasama dan manajemen konflik yang saya dapatkan di organisasi saya bisa terpilih. Sangat menyenangkan saat mengetahui saya terpilih menjadi Beswan Djarum, seperti mimpi jadi kenyataan. " tuturnya.

    Dimulai dari kegagalan berorganisasi, akhirnya mampu membuktikan diri sebagai mahasiswa plus
    Di kampus, Firdaus dikenal sebagai mahasiswa yang suka bersosialisasi dan berorganisasi. Namun Siapa sangka dibalik kesuksesan pria yang menyelesaikan pendidikan sarjananya dengan IPK 3,66 ini memulainya dari kegagalan. Pria yang dikenal humoris dan suka tersandung ini ternyata pernah gagal untuk menjadi pengurus OSIS pada saat dia duduk di bangku SMP. “Sebenarnya hasrat untuk ikut organisasi sudah ada sejak SMP, namun sayang saat itu saya gagal. Tapi kegagalan tersebut tidak membuat saya menyerah. Justru membuat saya bersemangat untuk mencobanya lagi di jenjang berikutnya. Maka dari itu sejak mulai masuk SMA saya sudah sering bergabung di berbagai kepanitian kegiatan. Dan alhamdulillah, saat kelas dua akhirnya saya berhasil menjadi pengurus inti OSIS. Dan dari situlah saya merasakan asiknya berorganisasi dan akhirnya keterusan sampai kuliah” tutur pria lulusan SMAN 5 Surabaya ini.

    Saat dibangku kuliah, pria yang memiliki hobby filateli (mengkoleksi perangko) dan koleksi uang kuno ini sudah mulai merasakan atmosfir kerja dengan mengambil kerja paruh waktu di PT. Jawapos. Awalnya dia bekerja sebagai "surveyor" di rubik khusus remaja "Deteksi" koran Jawapos. Sembari tetap membagi waktu antara kuliah dan bekerja dia merangkat naik menjadi Koordinator Keuangan Deteksi setelah sempat mencicipi posisi sebagai penulis. Walaupun dengan kesibukan pekerjaan dan organisasinya Firdaus berhasil menyelesaikan studi sarjananya dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cumlaude. "Alhamdulillah, walaupun harus berlari kampus-kantor tiap hari saya masih bisa menyelesaikan studi saya dengan cepat. Saya memang ingin membuktikan bahwa mahasiswa yang kerja paruh waktu kuliahnya harus keteteran dan molor" ucap pria yang juga sangat suka sepakbola dan futsal ini.

    Tidak Mau Diam Di Comfort Zone, terus bergerak mencari tantangan.
    Setelah lulus kuliah, Firdaus fokus pada pekerjaannya di Deteksi Jawapos. Dan Karna event DBL (Deteksi Basketball League) yang diselenggarakan oleh deteksi semakin berkembang dan membutuhkan perhatian lebih, maka ada wacana dari Jawapos untuk membuat sebuah anak perusahaan baru yang khusus menangani event basket pelajar yang bersekala nasional tersebut. Dan pria yang baru saja mengakhiri masa lajangnya bulan April kemarin ditarik oleh Azrul Ananda untuk menjadi koordinator keuangan PT.DBL Indonesia (Perusahaan yang saat ini menangani berbagai event basket besar di Indonesia seperti DBL, NBL, NBAmaddness, dll).

    Perjalanan karir Firdaus tidak berhenti sampai di PT. Jawapos. Pada September 2008 Firdaus memutuskan resign dari PT.DBL Indonesia saat ia diterima di Jalur managerial PT.Petrokimia Putra–Gresik (Perusahaan BUMN yang menangani pupuk di Indonesia). Selama kurang lebih satu tahun anak pertama dari tiga bersaudara ini bekerja dibagian keuangan yang memang sesuai dengan kuliah yang ditempuhnya. Lagi-lagi keberuntungan mendatangi Firdaus, dari keisengannya mendaftar dan mengikuti seleksi pegawai Bank Indonesia, akhirnya dia lolos dan terpilih sebagai pegawai bank nomer wahid di Indonesia tersebut. "Saat itu sih awalnya cuman iseng daftar seleksi. Gak berharap apa-apa mengingat saya sudah memiliki pekerjaan yang cukup nyaman dan melihat pendaftarnya banyak dan bagus-bagus semua, waktu seleksinya juga cukup panjang sampai berbulan-bulan. Tapi gak nyangka ternyata saya lolos sampai tahap akhir. Sempat bingung juga sih mau diambil atau tetap di petro, tapi karna orang tua dan kerabat bilang untuk mengambil dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sudah datang maka saya putuskan untuk pindah ke BI walapun dengan resiko penempatan di seluruh wilayah Indonesia." ujarnya.

    Menjadi motivasi bagi Adik Kembarnya, Akhirnya berhasil menjadi “Keluarga Beswan Djarum”
    Menjadi anak pertama pastilah bukan hal yang mudah karena harus menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya. Namun Firdaus berhasil melakukannya dengan baik. Dia menjadi contoh teladan bagi adik-adiknya. Bahkan dengan terpilihnya dia sebagai penerima beasiswa Djarum membuat adik kembarnya bersemangat untuk kuliah dan mendapatkan beasiswa prestasi serupa. Dan benar saja, Dua tahun kemudian sejak Firdaus terpilih sebagai Beswan Djarum, kedua adik kembarnya Deddy Firman Rahmadi (Jurusan Akuntansi Universitas Airlangga) dan juga Doddy Firman Rahmadi (Jurusan Teknik Elektro Universitas Jember) juga berhasil mendapatkan beasiswa yang sama. "Awalnya enggak nyangka juga sih mereka berdua bakal bisa menjadi Beswan Djarum juga. Mereka enggak bilang kalau ikut seleksi beasiswa Djarum. Si Deddy yang satu jurusan denganku aja gak memberitahuku kalau dia bakal ikut seleksi beasiswa Djarum, apalagi si Doddy yang jauh di Jember. Aku tahunya setelah diberitahu Ibu. Cukup membanggakan juga sih kami tiga bersaudara bisa berhasil menjadi penerima beasiswa Djarum. Terima kasih PT.Djarum yang telah membantu perkuliahan kami dan membekali kami dengan softskill-softskill yang sangat bermanfaat ” tuturnya sembari menyebutkan berbagai manfaat yang ia dapatkan program beasiswa plus ini.