<< Kembali

  • Ismail Piping Engineer, PT Rekayasa Industri PT Rekayasa Industri

    Beswan Djarum 2002/2003

    Namaku Ismail, tanpa nama panjang, hanya Ismail, jika suatu waktu menemukan alamat e-mailku dengan nama Ismail Irmalsyah, itu nama Ayahku yang aku sandingkan dengan namaku, karena begitu banyak nama Ismail di kantorku sekarang, maka nama belakang wajib ada sebagai unique untuk memudahkan.

    Mungkin menempelnya nama ayah pada nama lahirku sudah menjadi takdir, bukan lagi kebetulan. Mungkin ini jadi salah satu jalan yang membuat aku harus selalu ingat dengan segala bimbingan dan lindungannya. Sekaligus melengkapi rasa hormat pada sosok figur idolaku: Ibuku. Ibuku, jiwa yang tak pernah lelah untuk selalu memberi yang terbaik.

    Lahir dari orang tua yang asli dari Bukit Tinggi (Sumatera Barat), namun sejak lahir sudah di Tanah Sunda (Bandung euy), dan terlahir sebagai anak ke-2 dari tiga bersaudara. Walaupun aku lulusan Teknik Material ITB, aku sendiri berpendapat bahwa lebih menarik Ilmu Humaniora, Sejarah dan Budaya dibandingkan dengan Ilmu Teknik. Buktinya, sampai saat ini masih saja hobby berkhayal menjadi penulis dan, tentunya, pengusaha rumah makan padang juga. Mimpi yang pertama adalah panggilan hati, mimpi kedua adalah panggilan bakat pedagang putra Minang, “Heiiiyyy, mana jiwa Tukang Insinyur-mu wahai Ismail?” Hmm itu adalah panggilan tanggung jawab keilmuan,, membangun R&D Center Ilmu Material! Waw.
     
    Sekarang ini aku adalah seorang Piping Engineer di salah satu EPC Company di daerah Jakarta Selatan. Senin-Jumat, dari pagi till drop, mengurus tentang Pipe, Fitting, Flange, Valve, dan sejenisnya. Sebelumnya sempat menjadi QC Engineer di Pipe Steel Manufaktur yang terletak di ujung Barat Pulau Jawa. Belum terlalu lama merasakan kehidupan dunia kerja, memang.

    Wajar jadinya bila masih meraba dan banyak belajar dengan dunia yang jelas berbeda dengan jaman kuliah dulu. Berinteraksi dengan berbagai tipe dan karakter manusia  adalah langkah-langkah kecil untuk mimpi-mimpi panjang, adalah poin yang bagi aku pastinya akan menjadi pelajaran yang tidak pernah berhenti. Jika orang-orang mengatakan kita harus memiliki kemampuan soft skill untuk menghadapi itu semua, aku lebih suka menyebutnya kemampuan ‘mengenal diri untuk mengenal orang lain’. Bekal inilah yang diantaranya aku dapatkan selama menjadi Beswan Djarum. Beasiswa Djarum dan segala programnya menjadi salah satu tempat buat aku mendapat ilmu ‘mengenal diri untuk mengenal orang lain’ itu. 

    Salah satu perjalanan bersama Beswan Djarum Angkatan 2003/2004 yang menjadi bab pelajaran pendewasaan diri adalah aktifitas menjalankan program kerja organisasi Beswan Djarum Bandung. Aktifitas terbesar yang mengesankan adalah Road Show Seminar Keliling Kampus di Bandung, yaitu di ITB, UNPAD, WIDYATAMA, dan MARANATHA. Setiap kegiatan seminar diangkat dengan tema yang berbeda, tema-tema utamanya tentang pengembangan diri, leadership, dan pengetahuan umum. Selama mengadakan roadshow ini, kami para Beswan Djarum bekerjasama dengan Himpunan atau Unit Kegiatan Mahasiswa yang terdapat di kampus dimana seminar itu dilaksanakan. Pelajaran yang bisa diambil selama mengikuti kepanitiaan ini adalah bagaimana kita bisa melihat berbagai karakter yang unique dari mahasiswa  setiap kampus. Hal ini terasa manfaatnya ketika masuk dunia kerja, dimana kita akan lebih luas lagi mengenali dan bekerjasama dengan berbagai karakater manusia.

    Tergabung sebagai penerima beasiswa Djarum (Beswan Djarum), selain tiap bulan mendapatkan uang saku yang dulu di jaman 2003/2004 cukup untuk membeli buku baru tiap bulannya, aku mendapatkan jejaring baru. Mulai dari karyawan Djarum Beasiswa Plus sendiri sampai dengan teman Beswan Djarum dan alumni Beswan Djarum yang tersebar diseluruh Indonesia.

    Tidak hanya berhenti sampai disitu, setelah menjadi alumni Beswan Djarum, kontak dan ajang pertemuan masih sering dilaksanakan dengan teman alumni, terutama dengan teman alumni yang berasal dari Bandung. Kegiatan makan bareng, atau jalan bareng masih sering dilaksanakan, kita sharing tentang kegiatan saat ini, terutama dalam link dunia kerja. Itu jelas sangat bermanfaat dan ’bonus besar’ sebagai alumni Beswan Djarum.

    Untuk kegiatan bersama Beswan Djarum yang baru, aku bersama teman-teman alumni masih suka diundang untuk datang pada saat penerimaan Beswan Djarum baru yang dilakukan di Bandung.
     
    Satu hal lain yang cukup berkesan setelah menjadi alumni, adalah saat saya terlibat dalam pembuatan iklan Beswan Djarum tahun 2008. Sungguh, itu sesuatu yang di luar mimpi saya. Menjadi salah satu dari profil alumni yang ditampilkan untuk mengenalkan lagi tentang Djarum Beasiswa Plus di Indonesia merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Pengalaman yang berharga dan tidak saya sangka ketika baru diterima sebagai penerima Beasiswa Darum.

    Bagiku menjadi Beswan Djarum adalah: Sebuah rajutan waktu yang turut menyulam cerita hidup bagi setiap insan (yang tergabung didalamnya) dalam sebuah ikatan. Tanpa bermaksud sentimentil, bagiku Beswan Djarum itu:

    Rangkaian kata terindah bukanlah sebuah puisi
    Namun keindahan itu terjalin dalam untaian kata yang terangkai dalam sebuah doa..
    Mungkin kita jarang bertemu,
    Namun setidaknya..
    Kita masih bertemu dalam setiap doa..

     
    Ismail