<< Kembali

  • WAHYU DWI ADMAJA Perwira TNI AD Pusat Psikologi - Mabes TNI

    Beswan Djarum 2008/2009

    Menjadi Beswan Djarum bukanlah sekedar menjadi seorang penerima Beasiswa, tetapi juga berkesempatan untuk belajar menaklukan tantangan!

    Rejeki dan tantangan dalam hidup adalah sesuatu yang misteri dan bagian dari ketetapan Tuhan, Saya mempercayai itu. Setiap kesulitan maupun peluang yang ditemui dalam perjalanan hidup menjadi cara yang unik untuk setiap manusia dalam menemukan dirinya. Terkadang hal-hal yang terlihat indah dan menjadi kenikmatan saat diterima orang lain belum tentu senikmat itu saat dialami sendiri, begitu juga terkadang apa yang biasa saja menurut orang lain dapat kita hayati sebagai kenikmatan luar biasa saat kita menjalaninya. Termasuk kesempatan menjadi Beswan Djarum pada tahun 2008 silam. Dan menjadi Beswan Djarum merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan hidup saya, sebuah karunia yang besar dan turut menyertai dalam upaya berproses hingga kini.

    Dalam pengabdian saya yang belum genap 9 tahun di dunia kemiliteran. Masih teringat jelas bagaimana perjalanan yang telah saya lalui untuk menggapai cita-cita ini. Memang menjadi prajurit adalah impian saya sejak kecil. Tentunya bukan sekedar prajurit, saya sangat ingin menjadi seorang Perwira untuk melampaui pencapaian bapak yang merupakan jebolan Bintara. Sempat dipulangkan dalam seleksi akademi militer selulus SMA pada 2006 silam, membuat apa yang telah saya cita-citakan sejak lama menjadi pupus. Bukan apa-apa, selain sudah menjadi cita cita, menjadi tentara juga akan meringankan beban ekonomi keluarga tentunya.

    Waktu itu, saya hanya bisa geleng-geleng kepala karena menjadi korban dari keteledoran diri sendiri. Saya yang merupakan putra pensiunan pelatih jasmani militer, merasa percaya diri dan yakin mampu untuk dapat melalui rangkaian proses seleksi masuk menjadi TNI. Namun, tanpa disadari kurangnya usia kalendris yang diperlukan kala itu menjadi sandungan yang amat besar yang tidak bisa saya antisipasi sebelumnya. Sederhananya, saya gagal karena terlalu muda. Kegagalan model ini tidak pernah terpikirkan akan saya alami, apalagi kesempatan mendaftar seleksi masuk ke Perguruan Tinggi Negeri juga sudah terlewatkan.

    Meskipun bukan masalah kemampuan yang menjadi faktor penghambat, dampaknya pada diri saya ternyata cukup signifikan. Kegagalan itu memunculkan perasaan telah kehilangan kesempatan, kuatir akan menjadi pengangguran, kehilangan kepercayaan diri untuk bergaul dengan lingkungan, dan utamanya merasa menjadi generasi yang gagal dalam keluarga yang mencoreng bagi para pendahulu saya. Saat itu, terlihat sepertinya teman teman yang masuk PTN favorit di kota kami nampak begitu keren dan saya tidak menjadi apa apa. Akhirnya, banting setir ke dunia psikologi menjadi keputusan yang saya ambil dengan sangat hati hati.

    Setelah meninggalkan ego dan kebanggan diri calon taruna, waktu telah memaksa saya belajar menikmati proses dari nol lagi. Melanjutkan studi ke suatu perguruan tinggi swasta, mendalami bidang yang tidak pernah saya sukai sebelumnya. Gelisah dengan pembiayaan perkuliahan, hingga saya dipertemukan dengan Djarum Beasiswa Plus. Ternyata, di dalamnya Tuhan telah mempersiapkan bagi saya, teman-teman dan mentor yang luar biasa, yang senantiasa membantu saya melalui masa-masa sulit saat kuliah.

    Djarum Beasiswa Plus telah banyak memberikan pengalaman hidup yang bermakna. Betapa tidak, berkiprah di dunia psikologi menuntut kami untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, mampu menerima perbedaan dan tentunya menuntut kita harus selesai dengan segala permasalahan pribadi kita terlebih dahulu sebelum mampu untuk membantu orang lain menyelesaikan masalahnya. Banyak sekali pelatihan yang saya dapatkan di Djarum Beasiswa Plus. Ya, beasiswa ini memang bukan beasiswa biasa.

    Komunitas Beswan Djarum menyadarkan saya bahwa orang-orang yang berhasil di dunia merupakan orang yang pantang menyerah dengan keadaan, selalu memberikan yang terbaik dan berupaya untuk tidak komplain dengan keterbatasan diri. Kegiatan-kegiatan kami sebagai Beswan Djarum benar-benar membuka mata tentang pentingnya berupaya melakukan apapun sebaik-baiknya dalam peran apapun yang diberikan, serta jangan merasa paling pintar agar tidak ada rasa malu untuk belajar dari siapapun. Perlahan namun pasti, rasa iri pada teman-teman yang berhasil masuk ke perguruan tinggi favorit saat itu terbayar dengan keberhasilan saya menjadi Beswan Djarum.

    Djarum Beasiswa Plus telah berhasil mengembalikan kepercayaan diri dan memperlancar jalan bagi saya untuk meraih cita-cita saya. Menjadi Beswan juga membuat saya memiliki nilai tambah yang sangat berpengaruh dalam meraih beasiswa TNI, yang kemudian mengantarkan saya menjadi perwira TNI AD. Jalan yang tadinya nampak tidak nyaman ternyata menjadi jalan yang mengantarkan saya pada apa yang saya cita-citakan.

    Menjadi tentara bukan sekedar menggapai karir kemiliteran, namun lebih dari itu, menjadi tentara dituntut untuk lebih banyak memahami tentang bagaimana mendekap jalan hidup. Nyatanya dalam dunia militer, seringkali kita dituntut untuk selalu siap dalam apapun situasi atau tugas yang akan diberikan, dan seringkali juga tugas tersebut bersifat dadakan. Entah itu misi-misi di dalam negeri maupun yang harus menyeberang ke benua lain. Namun, seperti yang kita semua sudah tahu, bagi prajurit sebuah perintah adalah perintah. Menolak tugas, bahkan di masa-masa sulit, adalah pilihan yang tidak akan pernah terbersit dalam pikiran kami.

    Kita mungkin bukanlah orang terhebat di kelas kita, atau orang tercakap untuk bidang tugas yang diamanatkan pada kita. Akan tetapi mentalitas yang telah diajarkan selama menjadi Beswan Djarum masih saya pegang terus. Tidak mengeluh, tentukan standard, berikan yang terbaik, dan bila jalan terasa begitu gelap, buang ego jauh-jauh dan belajar dari siapapun atau situasi apapun yang kita hadapi. Maka perintah demi perintah kemudian akan berubah menjadi keberhasilan-keberhasilan kecil yang saling sahut-menyahut dalam pelaksanaan penugasan.

    Djarum Beasiswa Plus telah membantu saya dalam menemukan cita-cita dan menjadi bagian yang tidak tergantikan dalam upaya berproses hingga kini. Semoga nilai yang telah diterima saat mengikuti pelatihan di Djarum Beasiswa Plus masih terus saya pegang teguh, terutama dalam menjalankan dinas.

    Saat ini saya dipercaya untuk mengawaki Pusat Psikologi TNI, sebuah organisasi baru di level Mabes TNI dimana keilmuan, profesi dan cita-cita kecil saya bisa melebur menjadi satu. Tidak hanya menjadi perwira di TNI, saya juga berkiprah langsung dalam hal-hal terkait psikologi di dunia kemiliteran. Seperti mimpi yang menjadi nyata, sudah menjadi giliran saya untuk membaktikan diri untuk masyarakat dan negara. Terima kasih Djarum Beasiswa Plus!