<< Kembali

  • Asep Cuwantoro Asisten ahli Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah KPID Jawa Tengah

    Beswan Djarum 2004/2005

    ASEP CUWANTORO adalah namaku. Saat ini aku bekerja sebagai asisten ahli Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah. Kerjaanku sehari-hari adalah mengolah data perizinan radio dan televisi di Jawa Tengah. Selain itu juga mengawasi isi siaran radio dan televisi yang tidak sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) dan Undang-Undang penyiaran lainnya. Bagiku kerjaan saat ini adalah tempat untuk mendalami ilmu jurnalistik, komunikasi, dan broadcasting yang aku minati selain dunia pendidikan. Keseharianku juga disibukkan dengan mengisi diskusi, pelatihan, dan seminar. Pada pertengahan 2009 ini aku dan beberapa kawan aktifis membentuk LSM Lakpenbud (Lembaga Kajian Pendidikan dan Kebudayaan). LSM yang konsen mengkaji permasalahan dunia pendidikan dan kebudayaan.

    Sejatinya aku bercita-cita menjadi pendidik yang benar-benar bisa mendidik untuk membangun karakter anak bangsa. Untuk itu, selain bekerja, aku putuskan untuk meneruskan studi di Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prodi Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Terima kasih kepada manajemen Djarum Beasiswa Plus, Bapak Suwarno M. Serad dan Bapak Handojo Setyo yang telah memberikan bantuan dana pendidikan untuk studi S2.

    Aku biasa dipanggil dengan nama Asep, Acep, atau Cecep. Terlahir dari keluarga sederhana pasangan Ibu Rustinah dan Bapak Komaruddin pada 12 April 1983 di desa Banjaran, kecamatan Salem, kabupaten Brebes.

    Entah terinspirasi darimana orangtuaku memberi nama “Asep Cuwantoro”. “Asep” adalah nama khas sunda karena kultur daerahku dilahirkan adalah sunda meskipun secara administrasi termasuk Provinsi Jawa Tengah. Yang unik bagiku adalah kata “Cuwantoro” yang sampai saat ini masih menjadi teka-teki akan arti dan maknanya. Pada awalnya aku merasa sedih karena pemberian nama “Cuwantoro” tanpa arti dan tidak mengambil dari suku kata dan bahasa apapun, meski aku yakin harapan orangtuaku aku menjadi anak yang baik dengan nama itu. Namun yang membuat aku bangga ternyata nama “Cuwantoro” itu unik karena hanya ada satu-satunya di dunia. Itu aku buktikan setelah aku berkeliling ke berbagai daerah berkenalan dengan berbagai teman serta mencarinya di situs internet, sehingga kalau di-search nama “Cuwantoro” maka yang akan muncul adalah namaku, dan itulah aku, Asep Cuwantoro.

    Beasiswa Djarum aku dapatkan saat aku tercatat sebagai mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Saat menjadi mahasiswa (tahun 2002-2007) aku aktif belajar berorganisasi diantaranya; Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Lembaga Pers Mahasiswa, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan beberapa organisasi lainnya.

    Terpilih menjadi salah satu Beswan Djarum merupakan anugerah bagiku. Ya, karena dari sekian ribu mahasiswa, aku adalah salah satu yang terpilih untuk merasakan bagaimana “dimanjakan” oleh Djarum Beasiswa Plus. Penerima beasiswa tidak hanya dimanjakan dengan nilai nominal yang diterima setiap bulannya, melainkan lebih dari itu Beswan Djarum mendapatkan pendidikan dan pelatihan dengan tujuan untuk mewujudkan hasil pendidikan tinggi yang melahirkan SDM disiplin, mandiri, dan berwawasan masa depan.

    Menjadi Ketua Beswan Djarum
    Selama menjadi Beswan Djarum aku didaulat oleh kawan-kawan menjadi Ketua Beswan Djarum Semarang Periode 2005-2006. Bagiku menjadi ketua adalah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Melalui Ikatan Beswan Djarum aku dan kawan-kawan belajar bersama saling memahami karakter dan potensi beswan yang beragam untuk bergandengan tangan bersatu seikat Beswan Djarum. Pada setiap kegiatan, aku dan kawan-kawan menikmatinya dengan penuh keceriaan namun tidak menghilangkan esensi kegiatan itu sendiri.

    Kebersamaan dengan kawan-kawan Beswan Djarum sedikit banyak telah membentuk karakterku sebagai seorang manusia yang sedang belajar mengarungi kehidupan. Aku beruntung karena telah dipertemukan oleh Djarum Beasiswa Plus dengan kawan-kawanku yang multi talenta. Kawan-kawanku sekarang telah berkarya dan berkarier diberbagai bidang. Aku bangga pada mereka.

    Gagasan Forum Alumni
    Setelah tidak lagi menjadi penerima beasiswa Djarum, aku dan kawan-kawan merasa “kehilangan rumah” sebagai tempat untuk bersama. Kegelisahan tersebut memuncak dan menginspirasi aku dan kawan-kawan untuk membuat forum alumni. Setelah berkoordinasi dan disetujui oleh Pembina, maka pada awal 2009 lalu terbentuklah “Forum Beswan Djarum Semarang” sebagai wadah bagi alumni Beswan Djarum. Kegiatan yang selama ini berjalan adalah mendampingi kegiatan Beswan Djarum dan temu alumni. Meskipun masih belum sempurna, harapanku forum untuk alumni ini tidak hanya untuk Beswan Djarum Semarang tetapi juga terbentuk sampai tingkat nasional.

    ****

    “Menjadi manusia yang bermanfaat” itulah harapan dalam hidupku. Dengan motto hidup “sholat, shodaqoh, dan kerja keras” aku terus berupaya untuk menjadi manusia terbaik dan bermanfaat. Sholat merupakan bentuk komunikasi dan penghambaan terhadap Tuhan, sedangkan shodaqoh sebagai pengejawantahan rasa sosial, dan kerja keras adalah upaya manusia untuk mengoptimalkan potensi diri. Pelajaran akan nilai-nilai kehidupan itu aku dapatkan dari kedua orangtuaku yang aku idolakan sebagai panutan. Orangtuaku manusia biasa tetapi memiliki prinsip hidup layaknya manusia yang luar biasa, dan itu yang aku bangga.

    Buat kawan-kawan Beswan Djarum jangan pernah merasa cukup hanya dengan menikmati nominal beasiswa yang diberikan Djarum Beasiswa Plus, karena jauh dibalik itu, masih banyak pelajaran berharga yang dapat digali di Ikatan Beswan Djarum. Amalkan apa yang kita dapatkan selama menjadi Beswan Djarum, semoga bisa menjadi arti bagi diri dan lingkungan kita. Ikatan Beswan Djarum memang bukan segalanya, tetapi segalanya bisa terinspirasi dari Ikatan Beswan Djarum. Semoga Bermanfaat.