<< Kembali

  • Anna Nurhasanah Resident Auditor, Bank Muamalat Indonesia Bank Muamalat Indonesia

    Beswan Djarum 1992/1993

    Saya, Anna Nurhasanah, alumni Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Airlangga Surabaya angkatan 1991. Sekarang bekerja sebagai Resident Auditor Bank Muamalat Indonesia, Cabang Malang. Memang agak tidak cocok dengan latar belakang pendidikan saya, hal ini lebih dikarenakan sejak pertama pekerjaan saya adalah sebagai pegawai bank.

    Bila ditanya tentang kesan sebagai penerima beasiswa Djarum, saya harus agak keras memutar ingatan tentang beasiswa Djarum. Iya, karena saya adalah alumni, waktu itu masih disebut IPBSD (Ikatan Penerima Bea Siswa Djarum) tahun 1993/1994. Wow, sudah 16 tahun berlalu. Saya akan coba tuliskan kesan-kesan yang masih membekas di hati saya.

    Penerimaan Beasiswa Djarum kala itu tidak sehingar bingar sekarang, namun bagi saya waktu itu sungguh sudah merupakan suatu yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak, bagi mahasiswi dengan status pas-pasan seperti saya mendapat undangan penerimaan beasiswa di hotel adalah suatu yang mewah. Apalagi kemudian photo saya terpampang di halaman Surat Kabar. Rasanya sudah seperti selebritis saja.

    Kebahagiaan semakin lengkap karena efek samping dari penerimaan beasiswa ini adalah semakin bertambahnya teman dari berbagai Perguruan Tinggi. Kami pada saat itu sempat menerbitkan buletin IPBSD dimana saya menjadi salah satu pengurusnya. Kegiatan lain yang dilakukan adalah anjangsana ke Kudus meninjau proses pembuatan rokok dan rekreasi ke beberapa tempat wisata. Proses pembuatan rokok linting sangat memikat saya, melibatkan ribuan pekerja dan dilakukan secara semi manual. Hal yang juga memukau adalah adanya museum Djarum dan tempat pelatihan olah raga bulutangkis yang telah menelurkan pebulutangkis nasional bahkan internasional.

    Nominal beasiswa yang diterimakan tiap bulan bagi saya juga menakjubkan, bayangkan saja, besarnya adalah sebesar 3 kali lipat beasiswa yang cukup populer pada saat itu. Alhamdulillah, setidaknya saya bisa mengurangi beban orang tua yang bekerja sebagai guru Sekolah Dasar di Madiun sana. Beasiswa  ini kemudian saya bagi tiga dalam penggunaannya. Sepertiga pertama saya belikan buku, sepertiga kedua saya gunakan untuk tambahan kebutuhan sehari-hari, dan sepertiga terakhir saya tabung di BNI '46. Pada akhirnya tabungan itu saya gunakan untuk membeli setelan jas biru pertama saya yang mengantarkan saya mendapatkan pekerjaan pertama saya di sebuah Bank Swasta di Surabaya. Bank Harfa namanya.

    Hampir tiga belas tahun sudah saya mengabdikan diri pada dunia perbankan. Delapan tahun pada bank konvensional dan ini adalah tahun kelima saya menekuni perbankan syariah. Tugas saya sekarang adalah melakukan kontrol, memeriksa traksaksi dan memastikan segala sesuatunya telah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

    Apa yang saya raih ini tentu saja tidak bisa mengabaikan andil yang diberikan Djarum Beasiswa Plus kepada saya. Tak berlebihan bila kembali dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada jajaran pimpinan dan seluruh keluarga besar Djarum Beasiswa Plus. Semoga program ini semakin berkembang dan mengentaskan generasi generasi terbaik bangsa ini. Amien.