Salah satu tim Community Empowerment Beswan Djarum 2017/2018 asal Yogyakarta yang diketuai oleh Marizal Fanani melihat potensi tinggi pada penjualan Nila Crispy Simbok’e. Sayangnya, produksi masih terhambat dan akses pemasaran warga masih terbatas.
Minggu (15/7), Marizal Fanani, Diana Carmelita Effendi, Vincentia Ariel Aurellia Hendrawan, Christianoko, Finsen Prayogo, Melodi Grace Natalie, dan Syarif Hidayat telah berkumpul di depan rumah Kepala Desa. Para Beswan Djarum 2017/2018 ini tergabung dalam tim Community Empowerment: Peduli Si Bokesan (Peningkatan Produksi Ikan Nila Krispi sebagai Ikon Desa Bokesan). Hari ini mereka akan melihat produksi dan meninjau pemasaran
Sri Rejeki, ketua Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Dukuh Bokesan, yang menjelaskan tahap-tahap produksi Nila Krispi. Mulai dari pengangkatan ikan dari tambak. Ikan yang dipilih berjenis nila berusia satu bulan. Kemudian dibawa ke dapur produksi.
“Kami membuat desain baru untuk kemasannya. Lalu memberi label Simbok’e yang merupakan singkatan dari Simbok Bokesan alias ibu-ibu Bokesan. Karena yang memproduksi semuanya ibu-ibu,” terang Christianoko, Mahasiswa jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma.
Di tengah proses produksi, Sri Rejeki bercerita lebih jauh mengenai dusun Bokesan yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. “Desa kami memang dikenal sebagai penghasil ikan tawar. Hanya saja untuk produksi dalam bentuk makanan masih tidak terlalu banyak. Terutama olahan ikan nila ini,” terang Sri.
“Solusi yang kami coba tawarkan dan disepakati dalam pertemuan dengan warga Bokesan yaitu menciptakan mesin filet,” jelas Marizal, selaku ketua tim. “Dari semua proses produksi, filet lah yang membutuhkan waktu lama. Mesin ini nantinya diharapkan mampu untuk meningkatkan produksi,” lanjut mahasiswa jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada tersebut.
Selain berfokus pada peningkatan produksi, tim yang digawangi oleh mahasiswa dari berbagai Universitas di Yogyakarta ini juga memberi workshop kepada warga mengenai pemasaran produk. “Kami juga mempertemukan Simbok’e ini dengan channel toko oleh-oleh, sehingga produk ibu-ibu di sini nantinya bisa masuk.” kata Marizal.
Selesai memproduksi, kemudian para ibu-ibu dan Beswan Djarum ini berangkat ke alun-alun Sleman. Simbok’e tengah dikenalkan sebagai panganan asli Bokesan dalam acara tahunan Pameran Potensi Daerah Kabupaten Sleman 2018.
Ke depannya, sesuai dengan prinsip Community Empowerment, warga Bokesan disiapkan kemandirian sehingga mampu mengelola keberlanjutan Nila Crispy Simbok’e secara swadaya.
Ikuti terus informasi Djarum Beasiswa Plus di media sosial resmi kami, Instagram (@djarumbeasiswaplus), Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum) dan Youtube (Djarum Beasiswa Plus).