Artikel
Cerita dari London: Delegasi Djarum Foundation Taklukkan Batasan Diri di Kancah Internasional
Di era ini, generasi muda harus yang mampu berpikir dan bergerak melampaui batas geografis. Karena itu, Djarum Foundation menghadirkan program International Exposure. Salah satu program di Djarum Beasiswa Plus ini memberi kesempatan kepada Beswan Djarum untuk mengikuti kegiatan dan kompetisi bertaraf internasional, sebuah peluang besar bagi anak muda yang ingin membawa nama Indonesia ke kancah dunia.
Tahun ini, sebanyak 10 delegasi Djarum Foundation telah diberangkatkan ke London International Model United Nations (LIMUN) 2025. Acara yang berlangsung di London ini merupakan sebuah simulasi sidang PBB terbesar di Eropa yang mempertemukan ratusan mahasiswa dari seluruh dunia. Hal yang menarik, kesepuluh delegasi Djarum Foundation berasal dari jurusan yang sangat beragam. Mulai dari pertanian, psikologi, teknik, hingga ekonomi. Namun tidak ada satupun yang berasal dari Hubungan Internasional. Ini menunjukkan bahwa diplomasi dan keterlibatan global bukanlah milik satu disiplin ilmu saja. Melainkan sebuah panggilan bagi siapa pun yang siap belajar dan berkontribusi.
Delegasi Djarum Foundation tidak dikirim dengan bekal kosong. Sebelum berangkat ke London, mereka telah melewati serangkaian pelatihan intensif. Mulai dari public speaking, penulisan position paper, hingga simulasi sidang. Pada simulasi sidang, hadir para Alumni Beswan Djarum yg menjadi delegasi Djarum Foundation dari tahun sebelumnya. Suasana latihan dibuat mirip dengan konferensi yang sebenarnya.
Dari semua rangkaian pelatihan ini, disiapkan untuk mereka bisa tampil percaya diri dan setara dengan delegasi lain dari berbagai negara.
Chikaliani Sonya, salah satu delegasi Djarum Foundation, mengaku bahwa awalnya ia mendaftar program ini hanya untuk memperbaiki kemampuan Bahasa Inggrisnya. Namun, pengalaman Beswan Djarum 2023/2024 dari Universitas Lambung Mangkurat dapatkan justru melampaui ekspektasinya.
“Aku ingat banget pas training pertama dan kedua, aku gagu, enggak bisa bicara Bahasa Inggris dengan lancar dan underestimate diriku. ‘Apa aku layak di sini?’ Aku benar-benar enggak tahu mengenai dunia diplomasi waktu itu,” kenang Chika.
“Semakin mendalami training, aku benar-benar berusaha untuk belajar dan memahami semua. Tentu dengan bimbingan mentor kami dan dukungan teman-teman delegasi Djarum Foundation lainnya.”
Hal ini jadi bukti bahwa International Exposure bukan hanya tentang berangkat ke luar negeri, tetapi tentang proses tumbuh sebagai individu yang berani melampaui keterbatasan dirinya sendiri.
Cerita menarik juga datang dari Anggresya Moscana, Beswan Djarum 2023/2024 dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Meski sempat menghadapi perlakuan kurang menyenangkan di awal, ia tak menyerah untuk tetap fokus dan berkontribusi di forum.
“Aku kira bakal susah paham aksen mereka. Tapi ternyata bisa paham walau agak loading karena aksen Harry Poah,” ceritanya.
“Bahkan meski sempat mengalami sedikit penolakan, aku tidak menyerah. Aku justru bisa bikin blok bersama 4 negara dan membuat mereka bertahan dari awal sampai akhir. Bahkan bisa jadi sponsor.”
Program International Exposure menjadi wadah untuk membangun jejaring internasional, belajar berpikir secara global, serta menjadi representasi anak muda Indonesia yang kritis, adaptif, dan punya nilai. Di forum-forum seperti LIMUN, para Beswan Djarum berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai belahan dunia, berdiplomasi, menyampaikan ide, dan bahkan memengaruhi keputusan yang terjadi dalam simulasi sidang PBB.
Melalui program ini, Djarum Foundation tidak hanya memberikan akses menuju dunia internasional, tetapi juga membangun karakter generasi muda yang tangguh dan siap bersaing secara global. Bagi banyak Beswan Djarum, International Exposure bukanlah titik akhir, tetapi justru awal dari perjalanan panjang menuju kontribusi yang lebih besar. Baik untuk dirinya, komunitasnya, maupun tanah air tercinta.