Ketika Beswan Djarum Belajar Membuat Batik Maluku
Rangkaian perjalanan Cultural Visit Beswan Djarum berujung pada kunjungan ke Gelanggang Olah Raga (GOR) Djarum Foundation, Jati-Kudus. Para Beswan Djarum kembali diajak untuk mengenal budaya Indonesia melalui kegiatan membatik bersama.
Batik merupakan karya budaya yang mewakili identitas Indonesia di mata dunia. Dalam selembar kain terpapar identitas budaya dan sejarah. Maluku sendiri memiliki seni membatik dengan ragam hias yang khas. Warna yang digunakan pada motif batik Maluku pun beraneka ragam mulai dari warna terang hingga gelap. Begitu juga dengan kain yang digunakan. Manis tergambar di kain katun hingga sutra.
Tidak hanya mempelajari cara menuangkan lilin menggunakan canting, Beswan Djarum juga mengenal lebih dalam akan makna yang tertanam pada setiap motifnya. Motif yang digunakan pada batik Maluku adalah motif-motif yang berkaitan dengan kekayaan alam. Beberapa motif yang paling digemari antara lain adalah motif cengkeh, binatang, alat musik tifa, pala, dan Sawalaku (senjata khas Maluku).
Para Beswan Djarum begitu hati-hati menggambarkan garis demi garis pola desain batik yang ada. Membatik kali ini menggunakan motif burung weka-weka yang merupakan fauna endemik di pulau Halmahera - Provinsi Maluku Utara, motif daun, lada, pala, dan cengkeh. Kesabaran, ketelitian, kerapihan, keuletan, serta konsentrasi diri menjadi kunci dari seni ini.
"Seru sekali belajar membatik bersama Beswan Djarum lainnya. Ini pengalaman pertama saya memegang canting dan menggambar diatas kain. Saya jadi berpikir bagaimana jika ketika saya pulang nanti saya bisa mengembangkan kesenian membatik ini di Papua. Saya bisa gunakan burung Cendrawasih sebagai motif utamanya", ungkap Ketan Yelipele dari Universitas Cendrawasih Jayapura.
Di bawah bimbingan para instruktur dari Galeri Batik Kudus, para Beswan Djarum mampu menyelesaikan batik tulisnya kurang dari 1 jam. Mencoba menghasilkan karya terbaik dengan menjadi pelaku budaya. Yuk belajar membatik dan mengembangkannya!