Membicarakan sejarah, tak cukup berhenti dengan mengenang kejadian di masa lampau. Mempelajari sejarah, membuka peluang bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan. Mengenal sejarah, menyerap semangat optimisme dan perjuangan yang bisa diteruskan.
Salah satu rangkaian pelatihan soft skills, Djarum Beasiswa Plus mengusung program Nation Building. Beswan Djarum dapat memperluas wawasan kebangsaan untuk membentuk rasa percaya diri dan rasa hormat sebagai bagian dari bangsa.
Nation Building Beswan Djarum 2019/2020 akan digelar pada 12 November 2020. Nantikan informasi selanjutnya dengan mengikuti media sosial resmi Djarum Beasiswa Plus.
Nah, untuk menyambut Nation Building, mari kita ulik lima sosok pelaku sejarah yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Tokoh ini berasal dari berbagai daerah, beragam bidang, serta memiliki cara berjuang masing-masing.
Melakukan penyelundupan untuk menjaga kemerdekaan
Nama John Lie dalam buku pelajaran sejarah masih kurang familiar. Laksamana muda keturunan Tionghoa ini dengan gagah berani mengarungi lautan demi menjaga kemerdekaan.
Dikutip dari historia.id, pria kelahiran Manado ini dikenal karena aksi-aksi penyelundupan. Misi pertamanya ia menggunakan kapal ML 336 untuk menembus blokade Belanda. Memuat senjata dan amunisi, BBC menjuluki kapal John Lie sebagai "The Black Speed Boat".
John Lie mengisi masa pensiunnya dengan berbagai kegiatan sosial seperti membagikan makanan hingga mengangkat gelandangan sebagai anak.
Mendirikan surat kabar untuk mewadahi pemikiran perempuan
Di masa penjajahan kolonial, akses pendidikan untuk perempuan pribumi sangat terbatas. Hal ini yang mendorong Rohana Kudus mendirikan sekolah putri Amai Setia. Wartawan perempuan pertama Indonesia ini mengajarkan macam-macam keterampilan.
Tak berhenti hanya di situ, Rohana pun mengutarakan keinginannya menciptakan ruang untuk tulisan perempuan dalam surat yang ditujukan kepada Datuk Sutan Maharadja, pemimpin redaksi Oetoesan Melayu. Dari surat itulah kemudian terbit surat kabar Soenting Melajoe untuk mewadahi pemikiran para perempuan.
Tak hanya di Soenting Melajoe, kiprahnya sebagai jurnalistik pun membawanya ke berbagai media massa lainnya. Ia mendedikasikan hidupnya untuk memajukan kaum perempuan. Bangkitkan Solidaritas lewat Radio Pemberontakan
Sosok Sutomo atau yang akrab dikenal Bung Tomo, dihadiahi oleh Moestopo sebuah pemancar radio hasil sitaan dari tangan Jepang. Setelah dimodifikasi, Radio Pemberontakan resmi mengudara pada 15 Oktober 1945.
Orasi-orasi yang disiarkan dari radio berhasil memantik semangat perjuangan dan solidaritas. Selama pertempuran Surabaya pada 10 November, Radio Pemberontakan konsisten mengudara.
Menguatkan barisan militer Indonesia
Hampir tiap daerah mengabadikan namanya sebagai nama jalan. Ialah Panglima Besar TNI pertama, Sudirman. Ia adalah sosok pemimpin yang sederhana dan paling dihormati oleh para prajurit. Dalam kondisi serba terbatas, Sudirman mencetuskan siasat perang gerilya.
Saat perang gerilya berlangsung, kondisi fisik Sudirman sedang melemah. Tapi ia bersikeras untuk tetap memimpin para prajuritnya.
Menggugah semangat nasionalisme lewat kemampuan orasi dan tulisan
Rasuna Said menjadi perempuan pertama yang dijebloskan ke penjara oleh pemerintahan kolonial karena orasinya. Ia dijatuhi hukuman 15 bulan karena dianggap menyebarkan kebencian.
Berbeda dengan perempuan-perempuan lain di zamannya, pola pikir Rasuna progresif dan optimis akan kemerdekaan. Ia tergabung dalam Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan menjadi anggota Komite Nasional Indonesia mewakili Sumatera Barat.
Kepiawaiannya menulis tak diragukan lagi karena ia dipercaya sebagai pemimpin redaksi Majalah Raya, lalu menerbitkan majalah mingguan Menara Poetri.
Banyak jalan untuk kita menunjukkan rasa bangga dan cinta akan tanah air. Mari bersama-sama kita serap semangat perjuangan dari para pahlawan untuk membangun negeri.
Ikuti informasi terbaru program Nation Building Beswan Djarum 2019/2020 di media sosial resmi kami: Instagram (@djarumbeasiswaplus),Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum) dan Youtube (Djarum Beasiswa Plus).
*artikel ini diolah dari berbagai sumber:
https://historia.id/kultur/articles/mengenal-rohana-kudus-wartawan-perempuan-pertama-yang-jadi-pahlawan-nasional-Db2lQ/page/3
https://historia.id/militer/articles/si-penyelundup-yang-humanis-DbL2P
https://nasional.tempo.co/read/717376/bung-tomo-kisah-radio-pemberontakan-dengan-pemancar-sitaan
https://tirto.id/sudirman-panglima-besar-tni-pertama-yang-gigih-dan-teguh-diuY
https://klasika.kompas.id/baca/hr-rasuna-said-pahlawan-nasional/