Setiap orang punya cara-cara berbeda dalam menghadapi masalah di sekolah, kampus, organisasi, maupun pekerjaan. Termasuk cara memecahkan masalah yang pastinya sangat beragam. Bukan soal benar atau salah, tapi apakah cara-cara tersebut sudah tepat, baik terhadap masalah maupun terhadap kita sendiri sebagai orang yang menghadapi masalah. Selain memahami masalah, kita juga perlu memahami diri sendiri untuk bisa mengoptimalkan kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah.
Ada tiga karakter problem solver dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana dilansir Forbes.com. Yang pertama adalah Problem Amplifier atau tipe yang membesar-besarkan masalah. Yang kedua, Arrogant Problem Solver yang kadang terlalu percaya diri saat memecahkan masalah. Yang ketiga, Natural Problem Solver yang walaupun tangguh dan kreatif tetapi terkadang frustasi saat gagal memecahkan masalah. Kamu termasuk tipe yang mana? Lalu, bagaimana cara masing-masing karakter ini untuk mengoptimalkan dirinya dalam problem solving?
Seorang Problem Amplifier memiliki sifat yang suka melebih-lebihkan. Masalah kecil bisa dilihat menjadi sangat besar. Karakter ini juga cenderung emosional dalam menghadapi masalah, sehingga terkadang kesulitan melihat masalah secara jernih. Langkah-langkah yang harus dilakukan jika kamu seorang Problem Amplifier, yang pertama kamu harus berusaha mengontrol emosi. Kemampuan ini akan sangat bermanfaat di kemudian hari. Kedua, fokuslah dan bersikap obyektif saat melihat masalah. Ketiga, hindarilah untuk memposisikan diri sebagai korban di dalam melihat masalah. Jadilah seorang problem solver.
Seorang Arrogant Problem Solver adalah karakter yang terlalu percaya diri dalam memecahkan masalah dan sulit untuk mendengar pendapat dari orang lain. Hal ini juga cenderung berbahaya dalam kehidupan berkelompok atau organisasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan jika kamu seorang Arrogant Problem Solver, yang pertama adalah belajar untuk membuka diri dan mendengarkan dengan tulus. Mendengarkan orang lain memang tidak mudah, ini termasuk skill yang harus dilatih. Kemudian, hadapilah masalah dengan rasa penasaran yang tinggi dan lebih rendah hati. Ketiga, janganlah cepat puas saat sudah mendapatkan ide. Analisis lebih mendalam sebelum memutuskan dan mengaplikasikan pada masalah.
Seorang Natural Problem Solver memang punya ketangguhan dan kreativitas yang tinggi dalam menghadapi masalah, namun karakter ini punya kecenderungan frustasi saat gagal memecahkan masalah. Langkah-langkah yang harus dilakukan jika kamu seorang Natural Problem Solver, yang pertama adalah mencatat dan mendokumentasikan cara-cara dalam problem solving yang pernah dilakukan agar bisa dipelajari bahkan dikembangkan menjadi metode untuk masalah yang lebih kompleks. Kedua, jangan terlalu kritis berlebihan terhadap diri sendiri, terutama soal kekurangan diri. Ketiga, latihlah kesabaran dan rayakan kemenangan-kemenangan kecil atau small wins untuk terus menjaga kepercayaan diri.
Saat kita sudah mengenal karakter diri kita dalam memecahkan masalah, kita bisa lebih optimal dalam mendalami dan mencari solusi dari suatu masalah. Bahkan kita bisa aplikasikan ke banyak hal. Begitu juga dalam berkelompok, ketika kita sadar bahwa setiap orang punya cara yang berbeda dalam menghadapi masalah maka kita akan lebih bijaksana dalam berinteraksi terutama saat memecahkan masalah bersama. Sudah siap untuk menjadi problem solver yang jagoan?
Ikuti terus media sosial resmi kami melalui: Instagram (@djarumbeasiswaplus), Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum), LinkedIn (Djarum Beasiswa Plus), dan YouTube (Djarum Beasiswa Plus).