Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan lebih dari 80% populasi remaja dunia kurang aktif secara fisik. Lebih dari seperempat populasi orang dewasa di dunia juga tidak cukup aktif bergerak. Kamu kah salah satunya?
Idealnya dalam seminggu orang dewasa berusia 18-64 tahun harus melakukan setidaknya 2,5 jam aktivitas fisik sedang atau 1,5 jam aktivitas fisik tinggi.
Aktivitas fisik yang dimaksud WHO adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik mengacu pada semua gerakan termasuk selama waktu senggang, perjalanan pergi ke suatu tempat, atau bagian dari pekerjaan.
Cara umum untuk aktivitas fisik meliputi jalan kaki, bersepeda, olahraga, hingga bermain. Orang dewasa harus mengurangi jumlah waktu duduknya untuk lebih banyak bergerak dalam intensitas sekecil apapun.
Apa sih yang bikin kurang gerak?
Perkembangan teknologi jadi salah satu faktor yang bikin kita kurang bergerak. Coba renungkan, berapa lama waktu yang digunakan untuk rebahan sambil berseluncur di dunia maya atau menonton video-video pendek dalam satu hari?
Selain itu, moda transportasi yang terus berinovasi sehingga membuat kita lebih praktis juga berdampak pada kurang geraknya tubuh kita. Malas bergerak juga bisa diakibatkan karena fasilitas umum yang kurang memadai. Trotoar yang tidak nyaman hingga ancaman polusi.
Faktanya, tingkat ketidakaktifan dua kali lebih tinggi di negara berpenghasilan tinggi dibandingkan dengan negara berpenghasilan rendah.
Mengapa kita harus bergerak?
Aktivitas fisik secara teratur terbukti bantu mencegah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Kurang gerak jadi salah satu faktor risiko utama kematian akibat penyakit tidak menular tersebut. Orang yang kurang aktif memiliki 20% hingga 30% peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan orang yang cukup aktif.
Secara fisik, aktif bergerak dapat meningkatkan kebugaran otot dan kardiorespirasi dan kesehatan tulang dan fungsional. Juga mengurangi risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, berbagai jenis kanker (termasuk kanker payudara dan kanker usus besar). Dan utamanya yaitu membantu menjaga berat badan yang sehat.
Ada pula manfaat buat kesehatan mental karena aktif bergerak bisa mengurangi gejala depresi. Termasuk meningkatkan fungsi kognitif.
Apa efek jangka panjang malas gerak alias mager?
Menurut Kementerian Kesehatan RI, bahaya jangka panjang dari mager yaitu:
1. Konsentrasi menurun karena berkurangnya kadar oksigen yang diterima oleh otak yang disebabkan oleh kurang bergerak.
2. Meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
3. Fungsi otak bisa menurun sehingga memicu gangguan kognitif.
4. Resistensi insulin yang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga berpeluang terserang diabetes.
5. Memicu osteoporosis, peringatan: penyakit osteoporosis tak hanya dialami oleh orang tua saja, namun kaum yang lebih muda pun bisa mudah terkena osteoporosis.
Yuk, ubah kebiasaan mager menjadi lebih sehat. Mulai dari kurangi rebahan, perbanyak jalan kaki di tiap kesempatan, serta sediakan waktu untuk berolahraga rutin. Karena di balik tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.
Ikuti terus media sosial resmi kami melalui: Instagram (@djarumbeasiswaplus), Facebook Page (Djarum Beasiswa Plus), Twitter (@BeswanDjarum), LinkedIn (Djarum Beasiswa Plus), dan YouTube (Djarum Beasiswa Plus).